Neuropati perifer akibat kemoterapi adalah efek samping yang umum terjadi pada pasien yang menjalani pengobatan kanker menggunakan obat-obat kemoterapi. Meskipun kemoterapi bertujuan untuk menghancurkan sel-sel kanker, beberapa obat kemoterapi juga dapat merusak saraf perifer, menyebabkan neuropati perifer. Gejala neuropati perifer akibat kemoterapi dapat sangat bervariasi, dan tingkat keparahannya dapat berbeda-beda antar individu.
Gejala Neuropati Perifer Akibat Kemoterapi:
- Nyeri atau Rasa Sakit: Gejala yang paling umum adalah rasa sakit yang dapat bervariasi mulai dari sensasi terbakar, berdengung, hingga seperti tusukan jarum. Nyeri ini sering kali terjadi pada kaki dan tangan.
- Kesemutan atau Mati Rasa: Pasien mungkin mengalami sensasi kesemutan atau mati rasa, terutama pada ujung jari dan kaki. Sensasi ini dapat membuat sulit untuk merasakan sentuhan atau perubahan suhu.
- Sensitivitas terhadap Suhu: Neuropati perifer dapat meningkatkan sensitivitas terhadap suhu, dengan pasien merasakan dingin atau panas secara berlebihan.
- Gangguan Keseimbangan dan Koordinasi: Pasien mungkin mengalami kesulitan menjaga keseimbangan atau mengalami masalah koordinasi gerakan. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjatuh.
- Kelemahan Otot: Neuropati perifer dapat menyebabkan kelemahan otot, mempengaruhi kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas fisik dengan normal.
- Disfungsi Motorik Halus: Kemampuan untuk melakukan gerakan halus, seperti menulis atau mengancingkan baju, dapat terganggu.
- Gangguan Pencernaan: Beberapa pasien mungkin mengalami gangguan pencernaan, seperti konstipasi atau masalah pada lambung.
- Gangguan Fungsi Seksual: Neuropati perifer akibat kemoterapi dapat memengaruhi fungsi seksual, termasuk disfungsi ereksi atau masalah pada organ reproduksi.
- Perubahan pada Kulit dan Kuku: Kulit pada area yang terkena dapat mengalami perubahan, termasuk kering, pecah-pecah, atau mengelupas. Kuku juga dapat mengalami kerapuhan atau perubahan warna.
- Gangguan Fungsi Otonom: Neuropati perifer dapat mempengaruhi sistem saraf otonom, menyebabkan gangguan pada detak jantung, tekanan darah, atau masalah kandung kemih.
Pengelolaan dan Pencegahan Neuropati Perifer Akibat Kemoterapi:
- Pengaturan Dosis atau Jenis Obat: Dokter dapat mempertimbangkan penyesuaian dosis atau perubahan jenis obat kemoterapi untuk mengurangi risiko neuropati.
- Terapi Obat: Beberapa obat, seperti gabapentin atau pregabalin, dapat digunakan untuk mengurangi nyeri neuropatik.
- Penggunaan Antidepresan atau Antikonvulsan: Beberapa kelas obat ini dapat membantu mengelola gejala neuropati dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
- Terapi Fisik: Program latihan terapeutik yang dipimpin oleh fisioterapis dapat membantu mempertahankan fleksibilitas, kekuatan, dan koordinasi.
- Terapi Alternatif: Beberapa pasien melaporkan manfaat dari terapi alternatif seperti akupunktur atau pijatan.